5 Fakta Aksi Ketua BEM Universitas Indonesia (UI)

 Ketua BEM UI 2018, Zaadit Taqwa, menjadi perbincangan setelah melakukan aksi berani, yaitu memberikan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo saat acara Dies Natalis ke-68 UI pada Jumat (2/2).

Kartu kuning itu diberikan kepada Jokowi sebagai peringatan atas isu-isu yang tengah berkembang saat ini, yaitu gizi buruk di Asmat, Penjabat Gubernur dari kalangan Polri, serta soal Permenristekdikti tentang Organisasi Mahasiswa yang dinilai memberangus kegiatan mahasiswa.
Karena aksinya ini, sosok Zaadit menjadi perbincangan masyarakat indonesia, berikut beberapa faktanya :

1. Surat Dokter di Papua untuk Ketua BEM UI soal kartu kuning Jokowi
Kini, di tengah polemik kartu kuning yang masih menghangat, seorang dokter yang bekerja di pedalaman Papua ikut angkat suara terkait isu gizi buruk di Asmat. Dokter tersebut bernama Yafet Yanri Sirupang.
Yafet yang sudah lima tahun praktik di Papua itu, menulis sebuah surat terbuka kepada Zaadit melalui akun Facebooknya pada Minggu (4/2). Dikonfirmasi, Senin (5/2), Yafet telah mengizinkan tulisannya untuk dikutip.
Yafet menilai sebagian besar masyarakat di Papua merasa puas atas kinerja Jokowi selaku Presiden. Pria asal Sulawesi Selatan ini justru mempertanyakan kepada Zaadit apakah ia sudah memahami latar belakang terjadinya kasus gizi buruk di Asmat atau belum 
2. Zaadit mengaku diserang buzzer
Aksi Zaadit mendapat respons beragam dari netizen. Ada yang memuji, namun tak sedikit yang mencerca dan mem-bully.
Namun hal tersebut ditanggapi santai oleh Zaadit dan rekan-rekannya di BEM UI.
"Ya kalau dilihat-lihat lagi yang nge-bully itu followers-nya sedikit, ada beberapa yang followers-nya 0 malah. Indikasi buzzer," kata rekan Zaadit, Averous Noor Esa, yang menjabat sebagai Korbid Sosial Politik BEM UI.

3. Tanggapan Pihak UI
Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia Rifelly Dewi Astuti mengatakan, aksi yang dilakukan mahasiswa Fakultas MIPA UI itu merupakan salah saat cara untuk menunjukkan aspirasinya.
Aksi Zaadit juga ditanggapi oleh Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis. Ia menyampaikan permintaan maaf terkait aksi kartu kuning yang terjadi saat Presiden Joko Widodo datang ke kampus di bilangan Depok, Jawa Barat, tersebut.
Anis juga menyayangkan tindakan yang dilakukan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UI, Zaadit Taqwa, padahal mereka sudah merencanakan pertemuan antara mahasiswa dan Jokowi.
"Kami juga sangat menyesaIkan peristiwa interupsi dilakukan dalam Sidang Terbuka Dies Natalis yang seharusnya dihormati dan dijaga kekhidmatannya. Atas kejadian di atas, Pimpinan Universitas Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada sivitas akademika UI serta para undangan yang hadir termasuk Bapak Presiden RI," kata Anis dalam keterangan tertulisnya.
4. Mendapat Tawaran Beasiswa dan Umrah
Aksi solo Zaadit mengacungkan Jokowi Kartu Kuning membawa berkah tersendiri. Beberapa pihak yang tersentuh dan mengapresiasi tindakannya menawarkan beasiswa ke luar negeri dan umrah kepadanya.
Azzam M Izzulhaq, pendiri AMI Group dan AMI Foundation, adalah salah satu pihak yang menawarkan dua hal tersebut kepada Zaadit. Namun Zaadit memutuskan untuk menolaknya karena menurutnya masih banyak yang harus ia selesaikan di BEM.
Tawaran beasiswa kepada Zaadit juga datang dari Mohammad Nasih, dosen Pascasarjana Ilmu Politik UI dan FISIP UMJ. Lewat akun Facebooknya, ia mengatakan ingin memberikan Zaadit beasiswa sebagai hadiah atas aksinya memberikan kartu kuning kepada Jokowi.
"Ada yang punya nomor handphone Ketua BEM UI yang beri kartu kuning Pak Jokowi? Saya mau beri dia hadiah beasiswa. Hadiah ini. Jangan salah. Hadiah," tulis Mohammad Nasih dalam akun Twitternya. 
5. Pro dan Kontra dari Politikus
Aksi Zaadit dalam Peringatan Dies Natalis Universitas Indonesia yang dihadiri Presiden Jokowi menimbulkan berbagai tanggapan dari politikus dalam negeri. Ada yang mendukung aksi Zaadit sebagai perilaku kritis terhadap pemerintah, namun ada juga yang tidak setuju karena menilai cara yang dilakukan mahasiswa jurusan Fisika itu tidak pada tempatnya.
Sejumlah politikus seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon bahkan ikut meniru aksi kartu kuning ini saat menghadiri Musyawarah Kerja Nasional 1 KAMMI. Tak hanya itu Ketua MPR Zulkifli Hasan ikut menanggapi aksi Zaddit tersebut. Ia menganggap tindakan Zaadit adalah bagian dari gejolak gelora muda.
Mantan Presiden PKS Anis Matta ikut berkomentar terkait aksi Zaadit yang mengacungkan kartu kuning kepada Presiden Jokowi. Menurut Anis, pemerintah jangan terlalu serius menanggapi aksi Zaadit tersebut, karena bisa jadi hal tersebut mewakili apa yang dirasakan masyarakat saat ini.

Komentar